KETENANGAN
Tenang
berkaitan erat dengan kata damai, nyaman, santai, tak ada beban, apa adanya. Kebalikannya adalah
gelisah, resah, terbebani, dihantui rasa bersalah, keadaan yang dibuat-buat,
dan fikiran tidak focus.
Ada
banyak factor yang mengiringi ketenangan. Selain usia seseorang yang telah
matang, pembawaan yang menjadi watak, atau karena usaha yang diciptakan supaya
dia merasa selalu tenang. Salah satu usahanya adalah mendekatkan diri dan erat
dengan penciptanya. Berusaha menjalin relasi vertical yang selalu dilakukan.
Ditengah malam saat semua hamba terlelap dia panjatkan dan menyemaikan doa
untuk sang khaliq. Karena datangnya ketenangan bukan diciptakan besarnya materi
yang dia punya namun dari dalam hati yang paling dalam yang dia pandai menghambakan
dirinya untuk Tuhannya. Dia sadar semua
bersumber dari pencipta maka muaranya akan berlabuh pada pencipta juga.
Berprasangka baik dengan siapapun, dan dalam keadaan apapun sambil mencari
kelebihannya maka akan menimbulkan
ketenangan jiwa.
Prasangka
baik yang biasa disebut Husnudzon adalah energy positif yang harus dimunculkan
dalam jiwa seseorang, karena dengan husnudzon seseorang menjadi tenang dalam
keadaan apapun, ketika mendapat masalah krn orang lain, atau terjadi suatu
musibah yang menimpa, tak ada sesuatupun yang terjadi di dunia ini melainkan
atas izin sang Khaliq. Hati akan menjadi tenang, fikiran tak ada beban, maka
hidup akan menjadi tenteram, walaupun secara materi dalam keadaan kekurangan.
Maka
jika emosi yang kita kedepankan hanyalah penyesalan yang terjadi, karena emosi
akan membakar kemarahan, dan jika kemarahan datang maka ucapan dan tindak
tanduk berseberangan dengan kata ramah yang ada hanyalah luapan emosi yang sifatnya mencela, kata-kata
kotor yang keluar dari mulut tidak terkontrol, yang tabu diuacapkan dianggap
biasa, taka ada pengendali kecuali nurani, bisikan sanubari dihiraukan, maka hendaklah
muncul untuk menyadari bahwa dengan jiwa yang tenang semua masalah akan
terpecahkan.
Salam
Literasi, 2 Desember 2019