Kamis, 06 Desember 2018

VISI MISI SDN RAYUNG IV


VISI MISI SDN RAYUNG IV



Uraian Visi, Misi, dan Tujuan sekolah
1.      Visi
TERWUJUDNYA SEKOLAH YANG UNGGUL DALAM PRESTASI, BERBASIS IPTEK DAN IMTAQ , BERBUDI PEKERTI LUHUR DAN BERBUDAYA

2.      Misi
2.1              Melaksanakan Pembelajaran Tematik, dengan pendekatan Scientifik dan Penilaian Autentik.
2.2              Melaksanakan Pembelajaran PAKEM sebagai upaya mewujudkan sekolah sebagai pusat belajar yang menyenangkan.
2.3              Mengoptimalkan kegiatan keagamaan peserta didik agar menjadi generasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.4              Melaksanakan kegiatan pembiasaan dan memberikan keteladanan budi pekerti luhur.


3.      Tujuan

3.1              Terlaksananya pembelajaran Tematik Integreted dengan pendekatan Scientifik dan Penilaian Otentik pada pembelajaran Kurikulum K 13 kelas 1 dan 4
3.2              Mendidik peserta didik yang aktif, cerdas, inovatif dan berprestasi akademik dan non akademik.
3.3              Membekali dasar-dasar ilmu pengetahuan yang sesuai perkembangan.
3.4              Menciptakan peserta didik yang terampil dan mampu menghasilkan karya.
3.5              Menguasai dasar-dasar pendidikan keagamaan meliputi baca dan tulis Al Qur’an sehingga menghasilkan lulusan yang terampil membaca Tartil Al Quran.
3.6              Pembiasaan siswa dalam hafalan Mahalul Qiyam dan Asmaul Husna serta solat berjamaah.
3.7              Melestarikan budaya lokal dan sosial dengan mengadakan kegiatan Jum’at beramal dan Sabtu bersih .
3.8              Membudayakan disiplin waktu dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar.




Baca Selengkapnya »

Rabu, 05 Desember 2018

Drama Pelepasan Anak SD Anak-anakku engkaulah Penerusku


Anak-anakku engkaulah Penerusku
Karya : MULYONO, S.Pd --2018

LINK DOWNLOAD DI PALING BAWAH

…solar eclipse
Dimas                         : ibu…. tolong bu tolong bu… (lari dengan beberapa kali terjatuh)
 Ayah Roy                  : Hai .. bocah kurang ajar mau kemena lagi kamu… mandeg koe cung..
Dimas                         : (sampai ke rumah) Ibu … ibu .
 Ayah Roy                  : HAHA mau kemana lagi kamu. Rasakan ini bocah nakal, ini sebagai balasan kamu 
                                        telah melukai  anakku
                                        (sambil memukul tubuh Dimas )
Dimas                         : aduh… aduh … sakit pak.. maaf pak ampunn
Ibu Dimas                  : Dimas anakku kamu kenapa nak… ( menagis dan sambil memegang tubuh Dimas) .   
                                        Pak tolong pak jangan sakiti anakku (menangis).
 Ayah Roy                  : Hai orang miskin dengarkan , anakmu ini telah membuat anak saya si Roy celaka.
Dimas                         : Tidak ibu itu tidak benar!
 Ayah Roy                  : Hai bocah berani-beraninya kamu berbohong
Ibu Dimas                  : Maafkan anak saya pak
Dimas                         : Dia terjatuh dari sepeda sendiri, dia tadi mau menabrak saya pak, itu bukan salah saya
 Ayah Roy                  : Jangan bersilat lidah kamu bocah miskin..  sudah nyata-nyata kamu melukai anak saya, sekarang kamu harus bertanggung-jawab.
Ibu Dimas                  : Maafkan sekali lagi anakku pak dia memang salah
Dimas                         : tapi bu..
Ibu Dimas                  : sudahlah nak kita mengalah saja
 Ayah Roy                  : Dengarkan! maaf saja tak cukup , saya mau kamu membayar pengobatan anak saya, ndak usah banyak-banyak 1 juta saja!
Ibu Dimas                  : Apa pak.. tapi darimana saya mendapat uang sebanyak itu
 Ayah Roy                  : saya tidak mau tahu jika tidak dituruti dalam 1 x 24 jam saya akan lapor polisi
Warga                         : adapa apa ini, kasihan ya mereka,
 Ayah Roy                  : mau apa kalian, jangan ikut campur urusan kami .. bubar
Warga                         : ayo bubar, iya tega sekali dia, besok kualat dia, iya iya
Dimas                         : Ibu maafkan dimas bu…
Ibu Dimas                  : itu semua bukan salahmu nak, kita memang orang miskin tidak bisa berbuat banyak
Dimas                         : tapi darimana kita membayar pengobatan roy bu..
                                        (mbke mbek….)
                                        Ibu .. buk ibu jangan pernah berfikir untuk menjual kambing kita satu-satunya
Ibu Dimas                  : Kita tidak punya pilihan lain nak..
Dimas                         : Ibu … (menangis), andaikan bapak masih ada mungkin kita tidak menderita seperti ini bu..
Ibu Dimas                  : Kamu bilang apa nak.. kita harus sabar. Semua ini ujian tuhan kita harus bersabar. Bapak kamu telah banyak mengajarkan kita hidup tabah, sabar dan kuat. Saya yakin kelak kita akan bisa hidup lebih baik nak..
Dimas                         : Ibu… kapan saya bisa membahagiakan ibu…
Ibu Dimas                  : Nak… melihatmu tumbuh dewasa dengan beraklak mulia, soleh dan berbakti. Itulah kebahagianku…, saya yakin Allah maha mengetahui dan maha mendengar doa kita.
Dimas                         : Ibu… sungguh mulia hati ibu, maafkan aku yang selalu menyusahkanmu.
                                       Ibu. Saya berjanji demi ibu, kelak akan kugantikan airmata kesedihan ibu, menjadi air mata kebahagiaan dan kesombongan orang-orang itu akan musnah menjadi debu. Ya Allah kabulkanlah doaku.
Ibu Dimas                  : oh anakku (menangis).
                                      Ibu sulis
Lihatlah wahai saudaraku  ketidak adilan dan penindasan masih saja ada di dunia ini. Dimas dan ibunya adalah contoh realita kehidupan disekitar kita. Kelak segala ucapan Dimas akan benar-benar terbukti. Sesungguhnya yang tertindas akan mengalahkan segala angkara murka dan kesombongan.
Pemirsa mari kita ikuti kembali peristiwa setelah kejadian ini , tepatnya di rumah Roy si anak saudagar kaya.

Roy                              : Hai boss gimana berhasil nggak
 Ayah Roy                  : Bos bos, saya ini bapakmu. Dasar anak goblok
Roy                              : Oh ya lupa saya hehe.  santai pak, kan bapak bos di kampung ini
 Ayah Roy                  : Betul juga … ha ha (ketawa bersama Roy). Rencana berhasil sebentar lagi si miskin itu akan   
                                        tambah kere.. haha
Roy                              : Wah wah otak bapak genius, biar tau rasa mereka. Roy sudah muak sama Dimas pak. Masa di sekolah dia temannya banyak. Udah gitu disayang para guru juga. Mereka tidak tau saya lah yang pantas dihormati.
 Ayah Roy                  : Tenang saja Roy. Dimas sudah tamat (tertawa penuh kepuasan)
                                      Ibu datang dari pintu depan
Ibu Roy                      :Bapak ini apa-apaan mendidik anak kok seperti ini.
 Ayah Roy                  : Ibu berkata apa .. mestinya ibu ikut melindungi anak kita
Ibu Roy                      : Tapi bukan begitu caranya pak.
 Ayah Roy                  : Sudah sudah, kamu juga tiap hari sukanya belanja belanja …shoping terus gak ngopeni anak blas
Roy                              : Perang dunia tiga dimulai dzu dzu doarrr hahah
 Ayah Roy                  : Roy diam kamu, sana masuk kamar.
Ibu Roy                      : Saya seperti ini karena bapak tidak pernah pulang rumah ,ropat-rapat terus, ngopa-ngopi terus gak ngopeni anak bojo
 Ayah Roy                  : eh dengar. Saya melakukan itu untuk mencari uang paham kamu
Ibu Roy                      : Uang saja tidak cukup, kami perlu perhatian pak.
 Ayah Roy                  : Sudah-sudah pusing kepala saya.
Ibu Roy                      : Pak.. anak kita kelak pasti akan hancur hidupnya.. sadarlah pak.
 Ayah Roy                  : sekali kamu masih ngomel akan ku.. kamu.
Ibu Roy                      : Bapak… saya berjanji tidak akan keluar lagi, tapi bapak harus segera sadar demi anak kita pak…
 Ayah Roy                  : Cukup
Ibu Roy                      : (Menangis).. Roy anakku maafkan ibu…
                                      The cloud-kitaro
                                      Pemirsa mungkin diantara kita pernah mengalami hal sperti demikian. Kita sering melupakan tanggung jawab besar kita yaitu mendidik anak-anak kita. Waktu kita terlalu banyak untuk mencari uang dan kesenangan Dunia.
                                      Pemirsa yang budiman ,apakah yang terjadi 15 tahun kemudian? Sedih sekali saya saat tahu bahwa  Roy telah tumbuh menjadi pemuda yang kuat dan berani tapi jalannya salah, dia kini menjadi preman sindikat obat-obat terlarang.
                                      Lalu bagaimana nasib Dimas? Simak kelanjutan ceritanya…

Intel                            : Selamat pagi pak
Dimas Polis               : He he hadapnya disini
Intel                            : (membetulkan kacamata) Oh maaf pak, bapak disitu ya
Dimas Polis               : Dari tadi saya disini
Intel                            : Selamat pagi pak!
Dimas Polis               : Selamat pagi, ada laporan apa hari ini
Intel                            : saya menemukan sarang
Dimas Polis               : sarang. Sarang apa … sarang nyamuk
Intel                            : Bukan pak… bapak ini bagaimana
Dimas Polis               : He he terus apa, eh sebentar kamu anggota saya kan?
Intel                            : Iya lah pak saya Kamal anggota intel pak
Dimas Polis               : habis baju kamu modelnya gini, gak salah pakai baju kan tadi di belakang?
Intel                            : Aduh bapak Dimas ini kan saya intel pak, ya gini macake pak kaya preman pak, bebas ongkos sewa pak…hehe
Dimas Polis               : ssst jangan keras-keras, malu ada orang banyak . Hm hm Oke lanjutkan laporannya.
Intel                            : pak saya telah menemukan tempat persembunyian sindikat obat terlarang yang merasahkan akhir-akhir ini pak.
Dimas Polis               : Bagus itu, kita harus bergerak cepat
Intel                            : Betul itu pak. Tapi ni agak aneh pak
Dimas Polis               : aneh, maksud kamu?
Intel                            : iya pak yang membuat laporan ternyata adalah orang tua dari pimpinan kelompok ini pak
Dimas Polis               : Siapa nama pimpinannya
Intel                            : Roy Anggara.
Dimas Polis               : Roy Anggara, Baiklah siapkan regu, kita ke TKP sekarang juga
Intel                            : Siap laksanakan!
Dimas Polis               : (dalam hati) Roy Anggara.. apakah dia Roy teman waktu kecilku dulu, Jika itu benar sungguh tragis hidupnya. bagaimana mungkin, seharusnya dia tidak terjerumus kedunia itu. Saya harus berhati-hati mengahadapi dia..
                                      The song sisters – kitaro begin
                                      Benar sekali pak Dimas dia adalah Roy temanmu dulu. Kini kehidupannya rusak dan merusak orang lain juga. Pak Dimas laksanakanlah janjimu 15 tahun lalu, musnahkan angkara murka dan kesombongan disekitarmu. Saya yakin keselematanmu akan terjaga, karena doa ibumu selalu mengiringimu.
                                      Pemirsa yang budiman.. mari kita menuju ke sarang Roy (emangnya roy burung)…
                                     
(musik berdentum keras… , anggota preman berjoget ria. )
Musik satu….. stop…
Preman                      : lho koq mandeg musiknya kepriben kii
                                      Mau lagi?
Preman                      : Iya donk lagi
                                      Baiklah
Musik anak-anak
Preman                      : Stopp,stopp, preman og musiknya anak-anak piye iki!! Lah memalukan, yang lain toh pak sutradara, kepriye ki njenengan
                                      Tadi sudah mandi
Preman                      : hadehh ya Sudahhlah  ganti musiknya sekarang G P L
                                      Oke-oke yang sabar ya boss terima ini
Musik Polisi vai valen
Preman 2                  : Polisi polisi….. Boss ada polisi
Roy                              : Haha polisi? Iya ini lagu judulnya polisi
Preman 2                  : Oh ya betul ya. Og jadi bingung sendiri saya? tidak boss ini sungguhan , ada polisi
Roy                              : lagu polisi
Preman 2                  : Tidak boss
Suara sirene polisi
Preman 2                  : dengar boss Benar kan, ada polisi.
Roy                              : Kalau betul itu polisi tenang saja! , bro siapkan senjata saya…
Preman 3                  : ini boss
Roy                              : kalian juga siap tempur haha…
Preman 2                  : Boss apa tidak sebaiknya kita lari
Roy                              : Cuih ngomong apa kamu, Roy tak akan gentar apalagi Cuma polisi , malaikat saja saya  tak takut haha
Preman 2                  : Sombong sekali kau
Roy                              : Kamu bicara apa. Tak tembak sendiri kamu
Preman 2                  : Oh maaf maaf bos …waduh boss koq bisa tau ya
Dimas Polis               : Tetap di tempat, Jangan bergerak, menyerahlah kalian…
Roy                              : Kamu yang harusnya menyerah haha…
Saling tembak disertai suara rintihan orang terluka dan terbunuh, Dimas tertembak dilengan kanan
Merunduk Tiarappp
Ahhh aduhhh tembak terus
Preman                      : Aduh boss aku kena boss , sakit boss, kepalaku pusing boss seperti terbang (sambil sempoyongan)
Roy                              : Malang sekali nasib kamu
Preman                      : aduh boss tolong boss, Vera tolong vera..
Roy                              : Siapa Vera
Preman                      : Istri Boss
Roy                              : Kurang ajar kamu (sambil melepas tembakan)
Preman                      : Ah…
Roy                              : Ng ambruk…pakai akting segala
Preman                      : sebentar bos cari posisi wenak
Roy                              : hadeh terserah kamu saja
Polis                            : Pak Dimas, lengan bapak  kena tembak pak
Dimas                         : Saya tidak apa-apa, hubungi pusat kita perlu bantuan
Roy                              : Haha sekarang tamatlah riwatmu pak polisi yang baik, haha tanganmu sudah terluka
Dimas                         : Roy saya Dimas teman kamu dulu Roy
Roy                              : Dimas… siapa itu, sebentar apakah kamu si miskin dulu itu haha, hebat hebat kamu sudah sukses sekarang ya , hormat pak polisi haha
Dimas                         : Roy sadarlah ikut saya, kembali kejalan yang benar.
Roy                              : apa. Jalan saya sudah benar dimas , inilah hidupku , uang dan uang haha. Kamu adalah penghalang saya kamu pantas mati, terimalah ini…
 Ayah Roy                  : Roy anakku jangan….
Roy melepaskan pelurunya beberapa kali
 Ayah Roy                  : ahhhh…
Roy melepaskan senjatanya
Roy                              : bapak bapakkkkk…
Dimas                         : Pak pak,,, (sambil memangku tubuh bapak Roy)
Roy                              : bapak.. kenapa bapak kesini, oh bapakk
 Ayah Roy                  : Roy anakku maafkanlah bapakmu ini yang telah salah mendidikmu..
Roy                              : bapak…
 Ayah Roy                  : Mati ditanganmu mungkin adalah karma yang pantas kuterima nak (terbata-bata)
Roy                              :bapak  maafkan saya… (menangis)
 Ayah Roy                  : Nak… hidup bapak sudah tak lama lagi. bapak punya permintaan, bertobatlah nak…, berjanjilah…
Roy                              : bapaka saya berjanji…  (bapak roy meninggal, sambil mengelus muka roy) … bapak bapak jangan mati bapakkkkkk…..
Dimas                         : (menepuk pundak roy dan berpelukan ) . Roy penuilah permintaan bapakmu.
Roy                              : Dimas engkau benar-benar sahabatku, maafkanlah aku ini. Aku manusia paling hina di dunia ini. Apakah Tuhan akan mengampuni dosa-dosaku?
Dimas                         : Allah dzat penerima tobat dan ampunan, percayalah Roy jalan didepan masih panjang,
                                       Kita-kita ini adalah penerus bangsa,
Roy                              : Kamu benar Dimas, ampunilah dosa-dosaku ya Allah ya Rabbi….

                                      Pemirsa yang budiman itulah akhir Drama ini. Roy harus kehilangan bapaknya tercinta untuk membawanya sadar kembali . Dan kesungguhan hati  Dimas menjalankan tugasnya telah membuahkan hikmah yang sangat berharga.
                                      Semoga kita bisa mengambil intisari dibalik cerita ini.
                                      Drama ini berjudul “Anak-anakku engkaulah Penerusku” Drama ini dimainkan
                                      Dimas              : Dimas Agus Saputra
                                      Roy                   : Jefrrinda
                                      Ayah Roy       : Aziz
                                      Ibu Dimas      : Sita Safarani
                                      Ibu Roy           : Yenni Lisa N
                                      Serta para pemain pendukung dari siswa kelas 5
                                      Saya Mulyono, S.Pd selaku Penulis naskah dan pengantar Drama
                                      Mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung drama ini.
                                      Semua isi dalam drama ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama dan kejadian itu hanyalah kebetulan saja.
                                       Drama  ini dipersembahkan khusus untuk kakak-kakak kelas 6 yang telah lulus, semoga berhasil kak, engkaulah penerus bangsa ini. Salam sukses kak…
                                      Sampai Jumpa……
                                      Wassalamualaikum wr wb
LINK DOWNLOAD : DISINI

Baca Selengkapnya »