Gamang”
Kuasa
Tuhan tak terhingga, tak ternilai, tak terukur karena ragamnya, Sungguh tidak
akan bisa menghitung nikmat yang Alloh berikan pada kita. Namun demikian masih
banyak manusia yang tidak mengerti apakah ini termasuk nikmat, yang hanya bisa dirasakan
dan dilihat dengan kasat mata, uang yang banyak, rumah yang bagus , kendaraan
yang mewah, itulah ukuran nikmat bagi orang awam, yang hanya bisa melihat
secara dhahir saja, namun demikian berabanding terbalik dengan apa yang
dirasakan oleh sebagian besar manusia, yang sering mengeluh karena masalah yang
dihadapi. Sebetulnya kalau mau
bertahaddustbinnikmat( menghitung-hitung nikmat) maka apa yang dihadapi adalah
sebagian dari kehendak Alloh yang menguji kesabaran seorang hamba, apa yang
dirasakan adalah kuasa Alloh yang diberikan pada hamba untuk mengetahui sejauh
mana seorang hamba mampu dan mau meyakini bahwa “Alloh Maha segalanya”
ketika Alloh berkehendak”jadilah Maka Jadilah ia”
Tuhan
menciptakan mahluqnya telah terukur, sehingga semua apa yang menjadi maslah dan
problem seorang hamba, tak ada yang terlewatkan kecualai hanya dengan kehendak
Alloh semata. Setiap individu punya
problem dan maslah yang berbeda-beda, itupun telah terukur oleh penciptanya,
maka ketika seseorang memandang dan mengukur lalu membandingkan kehidupan
dirinya dengan orang lain maka selamanya dia tidak akan menemukan kebahagian yang dilandasi dengan rasa syukur.
Ketika
sebuah rumah tangga orang yang
terpandang, berpenghasilan yang luar bisa anak-anak yang sukses, namun dia
mengeluh ternyata dia punya masalah dengan pimpinan tempat dia bekerja, ada
lagi rumah tangga yang sederhana kedua orang tua hidup sebagai petani, namun
anaknya yang hanya satu sering menguji kesabarannya karena banyaknya permintaan
yang harus dipenuhi untuk si anak, lain lagi yang satu ini, rumah tangga
bahagia kedua orang tua berpenghasilan, anak-anak yang masih sekolah
membutuhkan biaya yang tidak sedikit
sehingga merasakan kekurangan dalam hal ekonomi, ada lagi suami istri
kaya tercukupi semua kebutuhannya berpenghasilan cukup tinggi namun saying, seringkali
dia merasakan hampanya kehidupan karena belum juga dikaruniai seorang anak.
Ilustrasi
diatas hanya sebagian kecil gambaran kehidupan yang sering diperbincangkan oleh banyak orang, orang jawa menyebutnya
dengan sawang-sinawang. Hampir semua
orang masih merasakan kecemburuan dengan keberadaan orang lain, karena keliru
dalam menafsirkan nikmat kebendaan yang secara kasat mata dimiliki oleh orang
lain. tak ada kehidupan yang sempurna, karena kesempurnaan mutlak milik Alloh
semata. wallohu A'lam
Salam
literasi,14 November 2019
0 Comments:
Posting Komentar
SDN Rayung IV