Kamis, 14 November 2019

Gamang


Gamang”
Kuasa Tuhan tak terhingga, tak ternilai, tak terukur karena ragamnya, Sungguh tidak akan bisa menghitung nikmat yang Alloh berikan pada kita. Namun demikian masih banyak manusia yang tidak mengerti apakah ini termasuk nikmat, yang hanya bisa dirasakan dan dilihat dengan kasat mata, uang yang banyak, rumah yang bagus , kendaraan yang mewah, itulah ukuran nikmat bagi orang awam, yang hanya bisa melihat secara dhahir saja, namun demikian berabanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh sebagian besar manusia, yang sering mengeluh karena masalah yang dihadapi.  Sebetulnya kalau mau bertahaddustbinnikmat( menghitung-hitung nikmat) maka apa yang dihadapi adalah sebagian dari kehendak Alloh yang menguji kesabaran seorang hamba, apa yang dirasakan adalah kuasa Alloh yang diberikan pada hamba untuk mengetahui sejauh mana seorang hamba mampu dan mau meyakini bahwa “Alloh Maha segalanya” ketika Alloh berkehendak”jadilah Maka Jadilah ia”
Tuhan menciptakan mahluqnya telah terukur, sehingga semua apa yang menjadi maslah dan problem seorang hamba, tak ada yang terlewatkan kecualai hanya dengan kehendak Alloh semata. Setiap  individu punya problem dan maslah yang berbeda-beda, itupun telah terukur oleh penciptanya, maka ketika seseorang memandang dan mengukur lalu membandingkan kehidupan dirinya dengan orang lain maka selamanya dia tidak akan menemukan  kebahagian yang dilandasi dengan rasa syukur.
Ketika sebuah rumah tangga  orang yang terpandang, berpenghasilan yang luar bisa anak-anak yang sukses, namun dia mengeluh ternyata dia punya masalah dengan pimpinan tempat dia bekerja, ada lagi rumah tangga yang sederhana kedua orang tua hidup sebagai petani, namun anaknya yang hanya satu sering menguji kesabarannya karena banyaknya permintaan yang harus dipenuhi untuk si anak, lain lagi yang satu ini, rumah tangga bahagia kedua orang tua berpenghasilan, anak-anak yang masih sekolah membutuhkan biaya yang tidak sedikit  sehingga merasakan kekurangan dalam hal ekonomi, ada lagi suami istri kaya tercukupi semua kebutuhannya berpenghasilan cukup tinggi namun saying, seringkali dia merasakan hampanya kehidupan karena belum juga dikaruniai seorang anak.
Ilustrasi diatas hanya sebagian kecil gambaran kehidupan yang sering diperbincangkan  oleh banyak orang, orang jawa menyebutnya dengan sawang-sinawang. Hampir semua orang masih merasakan kecemburuan dengan keberadaan orang lain, karena keliru dalam menafsirkan nikmat kebendaan yang secara kasat mata dimiliki oleh orang lain. tak ada kehidupan yang sempurna, karena kesempurnaan mutlak milik Alloh semata. wallohu A'lam
Salam literasi,14 November 2019


           


0 Comments:

Posting Komentar

SDN Rayung IV