Kuingat 8 tahun yang lalu
8 Tahun merawat Luka(12)
Tak
ada yang tau perjalanan hidup seseorang, termasuk datangnya musibah akan
ditimpakan kepada siapa saja yang Dia kehendaki, baik itu orang yang beriman
atau orang yang tidak beriman, sebagian orang ada yang beranggapan bahwa musibah
terjadi karena Alloh sdang memurkai dirinya.
Padahal
justru terkadang Alloh sedang menguji
kita dengan musibah ini karena Alloh sedang menyiapkan kita tempat yang mulia
disisiNya. Atau malah justru bermaksud menerima kita kembali sebagai hambanya,
jika dengan musibah itu kita beristighfar, mendekatkan diri pada alloh, dan
mengakui segala kebesara Alloh,
Seperti
yang telah disebutkan dalam surat At-taghobun ayat 11 yang srtinya :
“ Tidak ada suatu musibahpun yang menimpa
seseorang kecuali dengan izin Alloh dan barangsiapa yang beriman kepada Alloh
niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Alloh maha mengetahui
segala sesuatu”.
Jika
membaca dan merenungi arti yang terkandung dari ayat di atas maka seyogyanya
kita sebagai orang yang beriman tidak boleh berputus asa bahkan berprasangka buruk
terhadap kuasa Alloh karena semua telah terukir dan terukur sesuai dengan
kemampuan yang ditimpakan hambanya.
Kecelakaan
itu terjadi delapan tahun yang silam, tepatnya tahun 2012, yang kuingat untuk persiapan
operasi di Rumah sakit maka semua organ tubuh harus di cek untuk memastikan
kesehatannya, dari situlah aku mengetahui kalau suamiku mempunyai kadar gula di
atas normal yaitu 260 namun begitu
dokter tetap saja harus mengoperasinya karena luka parah yang dialaminya.
Pada
waktu itu, aku kurang begitu paham tentang penyakit diabet, yang ku tau seseorang kalau punya riwayat diabet, maka luka yang dialaminya akan mengalami sembuh yang lama. Ketika mendengar dari petugas medis yang
mengatakan bahwa pasien mempunyai gula
darah yang tinggi maka saya langsung menangkap dan berkata dalam hati
”wah,
berarti nanti sembuhnya lama”, gumamku
Namun
lagi-lagi anggapan itu kutepis karena semuanya butuh waktu, terjawab dengan ke
yakinanku bahwa kuasa Alloh akan mengalahkan semua yang menjadi keraguan
manusia. Aku tersenyum menatap
langit-langit kamar pasien, ya dia adalah suamiku, yang juga imamku,
Saat
ini aku harus menjadi seorang makmum sekaligus imam, mengganti peran suamiku untuk
sementara waktu karena suatu keadaan. Aku yakin Tuhan bersamaku, Dialah yang
akan membingbingku mencari jalan dari kesulitan hidup, Akupun yakin dibalik
semua yang terjadi ada hikmah yang kami belum mengetahuinya.
Nyaris
kegiatanku sejak peritiwa itu kutinggalkan sementara waktu karena harus
konsentrasi mengurus suami, keseharianku adalah seorang Guru Negeri di Sekolah
Dasar, sedangkan di sore hari aku juga
mengajari anak-anak membaca dan belajar alqur’an di Taman Pendidikan Alquran,
Namun karena saya type seoarang aktivis maka untuk berdiam diri di rumah
berlama-lama rasanya ada yang kurang, untuk itu setelah suami sudah mulai masuk
kantor maka kegiatan rutinku mulai berjalan.
Untuk
itu saya harus pandai-pandai membagi waktu antara tanggung jawabku sbagai istri maupun rasa tanggungjawabku dengan kegiatan rutinku. Selain itu masih
banyak kegiatanku di organisasi social kemasyarakatan, disamping aktif di
organisasi fatayat, Badan Komunikasi Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI), juga
aktif di PKK.
Demikian
juga saya aktif di pengajian Ibu-Ibu jamaah
tahlil, juga mengaji di malam hari untuk
ibu-ibu yang masih perlu bimbingan dalam membaca alquran. Walaupun demikian
semua kami jalani dengan membagi waktu utamaku yaitu merawat luka suamiku yang
tak kunjung sembuh.
Awalnya
merawat luka kulakukan sepulang mengaji di sore hari, namun ahir-ahir ini kualihkan di pagi hari
sebelum berangkat sekolah, karena suami merasa nyaman kalau luka dibersihkan sebelum ke kantor rasanya semua
menjadi bersih lebih enak karena kasa masih baru dan rapi.
Semua
kulakukan dengan ringan tanpa beban,
karena telah menjadi kebiasaan maka tak a da kata terpaksa, yang ada “saya
harus melakukan semua sebagai kewajiban sekaligus tanggung jawabku”, karena
saya yakin sesuatu yang dikerjakan ihlas hati, dan menyerahkan semua peran
kepada Alloh semata maka akan Alloh menjadikan jiwa menjadi tenang.
Sebagaimana
yang termaktub dalam al-qur’an surat Ar-Ra’ad ayat 28 yang artinya :
“yaitu
orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Alloh,
ingatlah hanya dengan mengingat Alloh, hati menjadi tenteram”. Wallahu A’lam
KHURRIYAH,
18092020
Salam
Literasi