Kamis, 17 September 2020

Aku Perawat pribadi Suamiku

 

Kuingat 8 tahun yang lalu

Aku suntikkan insulin setiap hari (11)

Semua orang mempunyai passion sendiri-sendiri, saya maupun anda yang saat ini membaca tulisan ini, seperti merawat luka, tidak semua orang ahli dibidang itu, maka tidak salah jika kita menggunakan jasa perawat harus berbayar, karena mereka melakukannya  dengan ilmu, ya ilmu yang ditempuh kurang lebih selama empat tahun.

            Demikian juga dengan aku walaupun saya tiap hari melihat dan memperhatikan bagaimana seorang perawat merawat luka, namun itu belum cukup untuk mengaku “ saya juga bisa melakukan hal yang sama”, namun karena berbagai pertimbangan yang mendorongku untuk bisa melakukan hal yang sebetulnya aku ragu melakukannya, pada ahirnya jatuh pula pilihannku untuk mengambil tindakan sendiri.

Hari itu bismilah aku mulai belajar merawat luka suami. Mas Deni( nama perawat) mengajarkan aku bagaimana  cara merawat luka, mulai membersihkan luka, mengoleskan obat, membalutnya hingga bagaimana cara menyuntikkan insulin setiap hari.

Dari semua yang aku pelajari hanya satu yang aku tidak yakin bisa melakukannya, yaitu menyuntikkan insulin di lengan suamiku. bukan perkara mudah atau sulit namun ini membutuhkan keberanian yang luar biasa, sanggupkah aku melakukannya ? pertanyaan yang harus kujawab dengan keyakinan hati.

Setelah kurang lebih sembilan bulan kami menyewa jasa perawat, ahirnya dia minta  pamit untuk menyerahkan kepadaku sambil berkata :

” Merawat seperti ini gampang kok bu, jenengan pasti bisa”, ucapnya meyakinkanku

“ Waduh apa aku bisa lo  mas Deni”, jawabku tidak yakin

“Yang penting jenengan tatag, mesti bisa”, lanjutnya

Dan kata-kata itulah yang memberanikan saya untuk mencoba merawat sendiri luka suamiku sekaligus menyuntikkan insulin setiap hari, saya tau dan sadar mungkin aku bisa melakukannya, namun tetap tidak sama dengan perlakuannya  karena dia belajar dengan cara dan teori yang telah dikuasainya di bangku kuliah, sedang aku hanya berdasarkan pengalaman saja,  yaitu pengalaman melihat dan memperhatikan.

Jadi semua yang kulakukan berdasarkan apa yang saya lihat dan saya amati, bukan karena menguasai ilmunya. Sehingga sering suamiku ketika saya suntik merasakan sakit dan juga mengeluarkan darah dari lengannya. sehingga aku sering menanyakan:

“ Yah apakah rasanya sakit” tanyaku penasaran

“ Biasa wae” jawabnya menutupi, hawatir saya merasa kurang mampu dan bersalah

Itu terjadi setiap kali menyuntikkan insulin di lengannya, namun juga pernah tidak berdarah, kadang-kadang  saya juga mengamati, bagaimana cara yang saya lakukan ketika  tidak mengeluarkan darah dan ketika keluar darah, namun tak pernah kutemukan jawaban dari pertanyaanku itu.

Tapi lagi-lagi itu bukan menjadi masalah bagi suamiku karena dia juga menyadari saya bukan berprofesi sebagai perawat namun  karena terpaksa menjadi perawat untuk mengurangi pembiayaan. Kadang-kadang juga timbul pertanyaan lo, kok berani melakukan ya,,,

Ada yang kuingat pada waktu di Rumah Sakit, pasien sekamar dengan suamiku, isterinya juga sudah lama keluar masuk Rumah Sakit, suaminya  bilang padaku :

“Ibu,, nanti kalau sudah pulang ke rumah, insulin disuntik sendiri saja biar jenengan gak banyak keluarkan biaya “ nasehatnya padaku

“ la apa bisa lo pak saya” jawabku

“ ya bu, jenengan pasti bisa “ tambahnya

itulah hal yang  pernah pernah kuingat ketika mendapat nasehat yang tidak sengaja dari salah satu pasien dirumah sakit yang mempunyai keluhan yang sama, tiap hari suaminya lah yang menyuntikkan insulin  kepada isterinya, karena mengingat biaya yang bila dilakukuan oleh perawat kita akan terbebani dengan membayar jasanya.

Dari situlah aku kemudian memberanikan diri sekaligus kuputuskan untuk bisa dan berusaha mampu mengatasi situasi seperti ini. Sehingga ketika insulin sudah habis saya mesti harus minta rujukan ke Puskesmas kemudian kita mengambilnya di Rumah sakit Umum, tempat suamiku dulu dioperasi.

Begitu hari-hariku kulalui dengan suka dukanya menjadi perawat pribadi suamiku, , hingga suatu hari  control dan karena lukanya yang sudah membaik dan kadar gula yang sudah normal maka atas saran dokter penyuntikan insulin dihentikan.

Alhamdulillah,,, terbayar sudah jasaku sebagai perawat,,

KHURRIYAH, 17092020

Salam Literasi

 

0 Comments:

Posting Komentar

SDN Rayung IV