Kuingat 8 tahun yang lalu
Aku suntikkan insulin setiap hari (11)
Semua orang
mempunyai passion sendiri-sendiri, saya maupun anda yang saat ini membaca
tulisan ini, seperti merawat luka, tidak semua orang ahli dibidang itu, maka
tidak salah jika kita menggunakan jasa perawat harus berbayar, karena mereka
melakukannya dengan ilmu, ya ilmu yang
ditempuh kurang lebih selama empat tahun.
Demikian
juga dengan aku walaupun saya tiap hari melihat dan memperhatikan bagaimana
seorang perawat merawat luka, namun itu belum cukup untuk mengaku “ saya juga
bisa melakukan hal yang sama”, namun karena berbagai pertimbangan yang
mendorongku untuk bisa melakukan hal yang sebetulnya aku ragu melakukannya,
pada ahirnya jatuh pula pilihannku untuk mengambil tindakan sendiri.
Hari itu
bismilah aku mulai belajar merawat luka suami. Mas Deni( nama perawat) mengajarkan
aku bagaimana cara merawat luka, mulai
membersihkan luka, mengoleskan obat, membalutnya hingga bagaimana cara
menyuntikkan insulin setiap hari.
Dari semua yang
aku pelajari hanya satu yang aku tidak yakin bisa melakukannya, yaitu
menyuntikkan insulin di lengan suamiku. bukan perkara mudah atau sulit namun
ini membutuhkan keberanian yang luar biasa, sanggupkah aku melakukannya ?
pertanyaan yang harus kujawab dengan keyakinan hati.
Setelah kurang
lebih sembilan bulan kami menyewa jasa perawat, ahirnya dia minta pamit untuk menyerahkan kepadaku sambil
berkata :
” Merawat
seperti ini gampang kok bu, jenengan pasti bisa”, ucapnya meyakinkanku
“ Waduh apa aku
bisa lo mas Deni”, jawabku tidak yakin
“Yang penting
jenengan tatag, mesti bisa”, lanjutnya
Dan kata-kata itulah
yang memberanikan saya untuk mencoba merawat sendiri luka suamiku sekaligus
menyuntikkan insulin setiap hari, saya tau dan sadar mungkin aku bisa
melakukannya, namun tetap tidak sama dengan perlakuannya karena dia belajar dengan cara dan teori yang
telah dikuasainya di bangku kuliah, sedang aku hanya berdasarkan pengalaman
saja, yaitu pengalaman melihat dan
memperhatikan.
Jadi semua yang
kulakukan berdasarkan apa yang saya lihat dan saya amati, bukan karena
menguasai ilmunya. Sehingga sering suamiku ketika saya suntik merasakan sakit
dan juga mengeluarkan darah dari lengannya. sehingga aku sering menanyakan:
“ Yah apakah
rasanya sakit” tanyaku penasaran
“ Biasa wae”
jawabnya menutupi, hawatir saya merasa kurang mampu dan bersalah
Itu terjadi
setiap kali menyuntikkan insulin di lengannya, namun juga pernah tidak
berdarah, kadang-kadang saya juga
mengamati, bagaimana cara yang saya lakukan ketika tidak mengeluarkan darah dan ketika keluar darah,
namun tak pernah kutemukan jawaban dari pertanyaanku itu.
Tapi lagi-lagi
itu bukan menjadi masalah bagi suamiku karena dia juga menyadari saya bukan
berprofesi sebagai perawat namun karena
terpaksa menjadi perawat untuk mengurangi pembiayaan. Kadang-kadang juga timbul
pertanyaan lo, kok berani melakukan ya,,,
Ada yang kuingat
pada waktu di Rumah Sakit, pasien sekamar dengan suamiku, isterinya juga sudah
lama keluar masuk Rumah Sakit, suaminya bilang padaku :
“Ibu,,
nanti kalau sudah pulang ke rumah, insulin disuntik sendiri saja biar jenengan
gak banyak keluarkan biaya “ nasehatnya padaku
“
la apa bisa lo pak saya” jawabku
“
ya bu, jenengan pasti bisa “ tambahnya
itulah hal yang pernah pernah kuingat ketika mendapat nasehat
yang tidak sengaja dari salah satu pasien dirumah sakit yang mempunyai keluhan
yang sama, tiap hari suaminya lah yang menyuntikkan insulin kepada isterinya, karena mengingat biaya yang
bila dilakukuan oleh perawat kita akan terbebani dengan membayar jasanya.
Dari situlah aku
kemudian memberanikan diri sekaligus kuputuskan untuk bisa dan berusaha mampu
mengatasi situasi seperti ini. Sehingga ketika insulin sudah habis saya mesti
harus minta rujukan ke Puskesmas kemudian kita mengambilnya di Rumah sakit
Umum, tempat suamiku dulu dioperasi.
Begitu
hari-hariku kulalui dengan suka dukanya menjadi perawat pribadi suamiku, , hingga
suatu hari control dan karena lukanya
yang sudah membaik dan kadar gula yang sudah normal maka atas saran dokter penyuntikan
insulin dihentikan.
Alhamdulillah,,,
terbayar sudah jasaku sebagai perawat,,
KHURRIYAH,
17092020
Salam
Literasi
0 Comments:
Posting Komentar
SDN Rayung IV