Kuingat 8 tahun yang lalu
Antar jemput ke kantor selama 3 bulan (10)
Setelah
kondisi kesehatan suami mulai membaik,
bisa berjalan sendiri, tidak harus pakai alat bantu, karena sebelumnya pakai
kursi roda dalam dua minggu, kemudian karena membaik lagi lebih kuat berdiri
ahirnya pakai jagrak selama satu bulan dan ahirnya tanpa alat bantu apapun, ini
menandakan kesehatannya selalu ada perkembangan yang baik.
Merasa
kondisinya semakin baik maka suami berinisiatif untuk aktif masuk kembali ke kantor yang telah
vacuum selama 3 bulan penuh. Beberapa teman sekantornya sering datang ke rumah
untuk memberikan motivasi untuk semangat berkarya lagi walaupun keadaan sakit.
Hingga
ahirnya memutuskan untuk masuk kantor. Ini berita yang menggembirakan karena
lama berada di rumah juga merasa jenuh, mungkin secara emosi akan lebih baik
kalau segera masuk ke kantor untuk menghilangkan kejenuhan dan rasa stress
dengan aktifitas yang pasif.
Dengan mengganti suasana dan lingkungan yang
baru, dapat berinteraksi dengan orang lain, bertemu dengan kawan-kawan di
kantor akan sedikit mengurangi beban emosinya karena secara otomotis akan
sering guyon dan bercengkerama dengan
yang lain, akan menumbuhkan hal-hal yang positif terkait dengan mental
kejiwaannya.
Namun
dibalik kegembiraanku melihat suami yang aktif lagi ke kantor sekaligus
menambah bebanku sekaligus merepotkan. Karena saya tidak tega kalau suami berangkat sendiri dengan kondisi kaki yang penuh dengan perban mulai
mata kaki hingga lutut. Se betulnya suami juga merasa tidak ada masalah dengan
keadaannya, namun aku yang selalu hawatir, karena kondisinya yang belum
sepenuhnya dapat dikatakan sembuh.
Ahirnya
kuputuskan untuk mengantar sekaligus menjemput suami. Jadi sembari saya masuk
sekolah di kecamatan Senori saya terlebih dulu harus mengantar suami di Kecamatan
Bangilan, lumayan jauh kira-kira dari rumah sekitar 23 km, kemudian saya
langsung berputar ke arah sekolah tempat saya mengajar kurang lebih 25 km, dan sekembali sekolah saya langsung menjemput
suami, balik arah lagi ke bangilan menuju singgahan tempat kediamanku.
Sungguh
sebuah pengorbanan yang luar biasa, seorang wanita lemah yang harus mengejar
waktu, betapa tidak dimulai bangun tidur hingga menyiapkan di dapur,
membersihkan rumah, menyiapkan keperluan kantor dan lain-lain harus kuurus
sendiri, mungkin kalau istilah jawa bisa dikatakan mergawe karo playon.
Saya
berusaha tiba di kantor suami harus jam
07.00, karena suamiku type orang yang disiplin jadi segala sesuatunya harus tepat waktu, setelah itu saya langsung
tancap gas menuju sekolah yang disana sudah ditunggu murid-murid, selama
perjalanan saya sering kali bergumam sendiri dalam doa:
Ya
Alloh,,,,saya percaya akan kuasamu
Ya
Alloh,,, berilah aku nikmat sehat,sehingga aku dapat melaksanakan kewajibanku
Ya alloh,,, saya yakin engkau merencanakan kebaikan
untukku
Ya
Alloh semoga lelahku menjadi lillah.
Sering
juga selama dalam perjalanan banyak orang yang melihatku dengan tatapan yang
aneh, mungkin dalam hatinya bertanya “ kok, perempuan membonceng pria” namun
lagi-lagi hal itu kealihkan dengan mengklakson bel sehingga pandangan mereka
teralihkan, maklum berada di lingkungan desa hal-hal yang bersifat tabu masih
kental dengan adat dan tradisi.
Semua
kujalani selama 3 bulan hingga ahirnya suamiku bisa naik sepeda motor sendiri.
Pada waktu itu sepedah motor dua tag yang di pakai kecelakaan, kemudian
diperbaiki dibengkel sehingga masih bisa dipakai lagi.
Karen
motornya bukan type matik seperti sekarang yang tidak pakai gigi, jadi memang kesulitan untuk
menginjak rem atau masuk dan mengurangi gigi satu dan dua, karena mata kaki
beserta telapak kaki dalam keadaan luka dan dibalut perban. Selama ke kantor
suamiku tidak bisa pakai sepatu, jadi cukup memakai sandal jepit, karena
keadaan telapak kaki yang tidak memungkinkan untuk memakai sepatu layaknya
teman-teman sekantor lainnya.
Suamiku
orang yang tidak pernah mengeluh walaupun banyak tawaran untuk mengganti
sepedah motor namun dia tetap pada prinsipnya yaitu tidak mau menggantinya. Saya tau apa alasan
tidak mau, lagi-lagi karena tidak ada tambahan uang untuk menukarnya.
Setelah
bertahan dengan motor lamanya ahirnya
saya mendesak untuk menggantinya, banyak masukan dari teman-teman bahwa kendaraan
yang dipakai dari kecelakaan harus diganti supaya tidak terjadi ha-hal buruk
yang akan menimpanya lagi.
Entah
itu mitos atau memang nyata, karena biasanya orang jawa selalu berpedoman pada
prinsip-prinsip yang kebenarannya belum bisa dipertanggungjawabkan. Namun saya
juga tetap mencari info tentang jual beli motor bekas, sehingga suatu saat
ketika suami sudah luluh hatinya mau untuk mengganti motor lamanya.
Maka
kebetulan juga ada rejeki walaupun harus dengan cara mengangsur ahirnya sepeda motor di tukar dengan jenis Honda
vario. Mulai saat itu setiap berangkat dan pulang kantor bisa naik sendiri,
tanpa harus antar jemput.
Alhamdulillah,,
kami bersyukur atas nikmatmu, semua tidak akan tercapai jika bukan atas izinmu,
maka bersyukurlah niscaya Alloh akan melipatgandakan nikmat yang engkau terima.
seperti dalam alquran surat Ibrahim ayat 7 disebutkan :
“
Apabila kamu bersyukur kepada Alloh niscaya akan kami tambah nikmat yang ada
padamu, dan jika kamu kufur maka adzab Alloh sangatlah pedih. Waalohu A’lam
KHURRIYAH,
15092020
Salam
Literasi
0 Comments:
Posting Komentar
SDN Rayung IV