Tema : Religi
Judul : Tobatya Preman Sekolah
Penokohan :
- Abduh
(kasar)
- Laila
(lemah lembut)
- Ibu.
Syaroffah
(penyabar)
- Rukmam
(sombong)
- Vera
(sombong)
- Rico
(sombong)
- Rudi
(kasar)
Sinopsis
Pagi hari, dua preman sekolah bersiri di depan pintu kelas. Mereka
adalah Abduh dan rudi. Hamper dari seluruh siswa serta guru yang ada
takut pada mereka berdua. Mereka sangatlah sering membuat onar di
sekolah. Mereka sering memeras uang teman temannya. Rukmam, Vera dan
Rico adalah sasaran utama anduh dan rudi, karena mereka bertiga adalah
anak anak orang kaya di di sekolahan mereka.
Tidak hanya itu, selain diperas uang,mereka bertiga juga sering
sekali dikerjai oleh Abduh dan rudi. Perbuatan Abduh dan rudi ini
membuat murid murid di sekolah membenci dirinya. Abduh sebgai ketua geng
sangatlah popular di sekolahnya karena saking seringnya dia keluar dan
masuk ruang BK.
Abduh ini adalah seorang anak dari keluarga tidak mempu. Ayahnya
telah meninggal dunia ketika ia kecil dan sekarang ia hanya tinggal
dengan ibunya di sebuah rumah kontrakan kecil. Perbuatan Abduh yang liar
tak terkontrol ini membuat ibunya sering sakit sakitan. Abduh sering
kali memerahi ibunya karena hal sangat sepele dan membuat ibunya sakit
hati tetapi mesekipun begitu ibunya tetaplah sabar ia selalu berdoa agar
anaknya berubah menjadi anak yang baik dan sholeh.
Suatu hari saat ia pulang sekolah bersama rudi. Ia melihat
banyak sekali orang orang yang berkumpul di rumahnya. Sebelumnya ia
beranggapan kalau orang orang sedang mengadakan arisan rutin di
rumahnya. Ia berpikiran setelah acara itu ia akan mengambil uang arisan
tersebut untuk dibuat berfoya foya. Tetapi setelah ia masuk kedalam
rumah. Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua tergeletak tak
berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika mengetahui kalau
wanita itu adalah ibunya.
Sejak kematian ibunya, Abduh bertekad akan menjadi anak yang
baik dan dapat diandalkan oleh orang lain. Rudi pun mengikuti jejak
Abduh. Mereka tidak pernah lagi berbuat onar di sekolah. Lalau
mereka berdua meminta maaf kepada teman temannya. Seluruh temannya
begitu kaget dan tidak bisa memaafkan begitu saja, ternyata mereka
bukannya malah bersyukur karena premen yang ada di sekolah mereka telah
insyaf tetapi mereka malah ingin membalas dendam, terutama Rukmam,Rico
dan Vera yang setiap hari dikerjai olehnya. Setiap hari cacimaki dan
olok-olok dari teman-temannya bertubi-tubi kepada rudi dan Abduh.
Tetapi dibalik itu semua ada seorang cewek yang malah menghibur mereka
berdua.
Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik
se-kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman
teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak. Mereka semua tidak
percaya tetapi mereka berdua tidaklah putus asa. Hingga akhirnya karena
rajin belajar rudi dan Abduh menjadi siswa terbaik se-kabupate sedangkan
Rico, Rukmam dan Vera hany meratapi nasib mereka karena tidak lulus.
Akhirnya setelah Rico, Rukmam dan Vera merasa bersalah mereka memutuskan
untuk meminta maaf kepada rudi dan Abduh. Dan akhirnya mereka pun
saling memaafkan.
Alur : progresiv/maju
Setting :
Tempat :
rumah kontrakan
Sekolah
Jalan
Waktu :
Pagi hari
Malam hari
Siang hari
Suasana :
menegangkan
Bahagia
Sedih
Tobatnya Preman Sekolah
Pagi pagi preman sekolah sudah membuat masalah . Mereka adalah Abduh
dan rudi. Didepan pintu kelas, setiap orang yang mau masuk kelas harus
membayar uang kepada Abduh dan rudi jika mereka tidak ingin mendapat
sebuah pukulan dimuka mereka. Dari kejauhan, tiga anak pejabat tinggi
sedang berjalan menuju dalam kelas. Mereka adalah Rukmam, Vera dan Rico
Abduh dan rudi telah menunggu mereka dari tadi.
Abduh : “ Hey! Apa kabar para pejabat cilik?
(menghadang jalan mereka bertiga) buru buru y? kenapa buru buru sih santai aja lah?
(memeluk Rukmam) kita main main aja dulu dulu, bener ga Rud?”
Rudi
: “ Bener ntuh, lagian bel masuk kan masih lama.”
Rukmam : “Kenapa nih? Kenapa
loe berdua hadang jalan kita berdua?”
Rudi
: “Pura pura ga tau atau
loe emang ga tau ya? Nih kan daerah kita berdua.
Loe pada sebagai pendatang harus bayar pajak dunk sama kita kita. “
Rico
: “Aturan nenek
loe ya kali? Ini kan sekolahan ga ada pajak pajak an tau? Emang nih sekolahan punya nenek
loe y?
gue aja yang nyumbang banyak begini ga pernah narik pajak kayak
loe berdua? Eh,
loe berdua bocah ingusan dari kolong jembatan mau bertindak aneh aneh? Malas
gue bayar?
Rudi : “ Apa
loe barusan bilang? Bocah ingusan. Oke, jadi
loe mau bayar ga nih.
Gue tanya sekali lagi?”
Rico
: “ Bayar? Malas y mending uang
gue buat beli bakso 10 mangkok dari pada buat
loe pada.”
Rudi
: “Jadi gimana bos?
(menoleh ke arah Abduh)
Abduh
: “ (berjalan ke arah Rico dan memegang kerahnya) heh, gentong.
Loe jangan sok berani main main sama kita berdua y? ini tanah emang bukan tanah nenek
gue tapi ini daerah kekuasaan
gue.
Loe,
sebagai pendatang mau ga mau harus bayar. Ya! Ga apa apa sih kalo le
bertiga ga mau bayar, lagian hari ini kita juga belum punya kelinci
percobaan.”
Rudi : “
loe berdua mau bayar kagak?”
(kata rudi pada Vera dan Rukmam)
Vera : “Okey,
gue mau bayar. Asal
loe berdua mau lepasin kita bertiga.”
Abduh : “
Loe berdua boleh masuk setelah bayar tapi untuk si gentong nggak. Kita mau main main dulu ama dia.
loe keberatan?”
Vera :
(berbisik kepada Rukmam) “Gimana mam, kalo kita ga biarin Rico bersama mereka bisa bisa kita bernasib sama kayak mereka ntuh.”
Rukmam : “okey,
loe bisa bawa Rico”
Abduh : “Okey”
Vera :
(mengeluarkan selembar uang 10 ribuan dari dompetnya) “Nih, duitnya!”
(menyerahkan uang itu pada rudi)
Rudi : “Hah
(mengatakan dengan nada tak percaya) “10 ribu ,ini ma duit cuma buat beli penthol lah gimana dengan uang makannya?
Loe kan anak pejabat minim uang saku kan 100 ribu. Kurang?”
Rukmam : “
Gue aja deh yang bayar
”(mengeluarkan uang 100ribu dari dompetnya).
Rudi :
(mengambil uang 100ribu tersebut dengan cepat dari tangan Rukmam) “Ini baru duit. Nah sekarang kalian boleh masuk”.
Rukmam :
(berjalan masuk kalas sambil menengok Rico) “ sorry, co!!
gue kali ini ga bisa bantu.”
Vera : “Sorry,
gue kali ini juga ga bisa bantu.”
Abduh
: “Rud, enaknya kita apain nih anak yang satu ini?”
Rudi :
(berpikir sejenak)
“Di ceburin di kolam ikan sekolahan aja, habis ntu di coreng coreng
pake arang and disuruh nari ballet di depan anak anak. Pasti nanti ntu
heboh banget. Hahahahahahaah” (ketawa terbahak bahak)
Abduh
: “wkwkwkwk, oke laksanakan bro. tumben otaklo encer”
Rico
: “Waduh, jangan deh rud. Nanti kalo
gue pulang trus sakit gimana?
Gue bisa di marahin mami
gue habis habisan? Ampuni
gue duh?”
Abduh
: “Tak ada ampun lagi buatmu, dasar gentong”
Akhirnya setelah mengerjai Rico habis habisan. Abduh dan rudi
bukannya masuk kelas tapi bolos sekolah. Mereka pergi ke tempat diskotik
dan menggunakan uang yang mereka dapatkan tadi buat minum minuman
keras. Hingga mereka berdua mabuk di tengah jalan. Kesedokan harinya
mereka baru pulang kerumah masing masing. Abduh telah ditunggu dari tadi
malam oleh ibunya.
Ibu Syaroffah : “Dari mana aja kamu nak, kenapa baru pagi ini kamu barusan pulang?”
Abduh
:” Sudahlah bu ga usah dipikirin. Males aku ngebahasnya.”
Ibu Syaroffah :” Ya sudah sekarang masuk yuk, kamu pasti
laper kan? Sudah ibu siapin tuh sarapan ntuh. Makanan kesukaan kamu.”
Abduh
:” Ga ah, Abduh masih kenyang kok. Sekarang Abduh minta duit aja? Cuma
500 ribu aja. Males aku di rumah ngeladeni ibu yang ngomel terus mending
Abduh pergi sama temen temen. Udah cepet?”
(nada membujuk kasar)
Ibu Syaroffah : “500 ribu katamu? Uang dari mana ibu
dapat uang sebanyak itu. ibu kan hanya seorang penjual jamu keliling.”
Abduh
: “ Pokoknya Abduh ga mau tau, sekarang Abduh mau uang itu. cepetan?”
Ibu Syaroffah : “ Ibu ga punya uang sebanyak itu nak?”
Abduh
: “Enggak, ibu pastii nyembunyiin sesuatu dari Abduh.
(berjalan menuju kamar ibunya)”
Abduh lalau membongkar seluruh isi kamar ibunya. Setelah beberapa lama ternyata dia menemukan sebuah cincin.
Ibu Syaroffah : “Jangan, jangan kau ambil cincin itu nak,
itu adalah cincin peninggalan ayahmu ketika ibu menikah dulu.”
(sambil merebut)
Abduh
:” Argh…. Dasar orang tua bawel. Sudah Abduh mau pergi dulu.”
(mendorang ibunya hingga jatuh ke lantai)
Ibu Syaroffah : “ Jangan Abduh, jangan kau jual cincin peninggalan almarhum bapakmu itu. Ibu mohon, ibu mohon nak”
( mengejar sambil menangis)
Abduh meinggalkan ibunya begitu saja. Layaknya ia tidak mengenal
ibuny lagi. kemudian ia pergi ke pasar untuk menjual cincin itu. Lalu ia
menelpon rudi.
Abduh : “Halo, rud.
Loe lagi ngapain?”
Rudi
: “
Gue lagi tidur tiduran aja, bosen
gue ga ada kerjaan.”
Abduh : “Bagus kalo begitu,
loe sekarang ikut
gue ke diskotik kita minum minum sepuasnnya disana nanti. Nyante aja
gue yang mbayarin kok”
Rudi
: “Hah… uang dari mana
loe bisa traktir
gue?”
Abduh : “Udah,
loe jangan banyak bacot.
Loe cepet kesini.
Gue udah di depan rumah
loe.”
Rudi
: “Okey, bos”
Akhirnya mereka pun pergi bersama ke diskotik hingga larut malam.
Setelah puas seharian di diskotik akhirnya mereka berdua pulang ke rumah
masing masing. Mereka pulang dengan keadaan mabuk berat. Abduh sempat
mutah beberapa kali. Begitu pula dengan rudi. Ibu syaroffah yang stres
melihat anaknya berubah menjadi nakal seperti itu. Pada waktu itu beliau
masih memakai mukena dan masih berdoa di kamarnya.
Abduh
: “Ibu!!!… ibu!!! Abduh, anak ibu pulang nih”
( masuk nyelonong dan bicara dalam keadaan mabuk)
Ibu Syaroffah : “ Kamu ini kenapa tho le? Kenapa kamu bisa mabuk mabuk an seperti ini”
Abduh
:” Agh…. Pasti bawel, anak pulang bukannya di sambut dengan ceria malah
diomeli. Anak muda zaman sekarang ntu ga ada yang di nasehati. Eh.. ibu
hobinya comel mlulu… bosen bu.”
( bicar sambil marah)
Ibu syaroffah :” Astagfitullah…. Nyebut nak nyebut.
Sekarang kamu mandi dulu sana gih dan ganti pakaian ya? Habis ntu jangan
lupa shalat isya’, ibu sudah lama ga pernah lihat kamu sholat lag
ntuhi.”
Abduh
: “ Aduh!! Ibu ini, bawel lagi… bawel lagi. Tak bilangin ya bu,
sekarang ntu dunia udah berubah, ga butuh shalat. Shalat itu ga bisa
datengain kita uang. Cuma buang buang waktu aja. Kayak kita ini miskin
trus. Udah ahg… dari pada dengerin ibu yang bawelnya minta ampun Abduh
mau tidur dulu aja.”
( berjalan menuju kamar dengan menclang menclong)
Ibu Syaroffah : “ Astagfirullah Abduh…. Kenapa kamu bisa
berubah kayak begini nak? Hati hati kalo jalan. Sini biar ibu bantu kamu
masuk ke kamar.”
Abduh : “ aghr
….(mendorang hingga ibunya terjatuh) ga usah sok meratiin. Abduh bisa jalan sendiri. Abduh ga perlu ibu miskin seperti ibu.”( membentak)
Kelakukan Abduh semakin hari semakin menjadi jadi. Ia tidak hanya
berani pulang dengan mabuk tetapi sekarang dia sudah berani membawa
cewek main keluar masuk rumah. Ibunya pun sakitnya semakin parah. Hingga
suatu hari, sepulang sekolah Abduh pulang kerumah ingin meminta
uang kembali pada ibunya. Rudi berada di balakannya. Betapa
kagetnya dia ketika melihat banyak orang tengah berkumpul di rumahnya.
Rudi
: “Apaan ntuh, kenapa di rumah
loe banyak sekali orang. Masak orang orang lagi demo gara gara ibu
loe ga bisa bayar cicilan utang?”
Abduh : “ Ngawur aja
loe ( mendorong kepala rudi) mungkin sedang ada arisan ibu ibu kali.. wah ini kesempatan bagus ntuh,
gue bisa minta uang lebih dari ibu
gue.kalo begitu ayo cepetan kita kesana”
Setelah masuk rumah, Betapa kagetnya dia melihat seorang wanita tua
tergeletak tak berdaya di depan dirinya. Ia semakin histeris ketika
mengetahui kalau wanita itu adalah ibunya. Abduh pun tak percaya dan
berjalan mendekati ibunya. Ia pun berlutut di depan mayat ibunya dan
meminta maaf atas semua yang pernah ia perbuat. Ia menangis sejadi
jadinya.
Abduh
:” Hiks….. hiks….. bu… maafkan aku bu… kenapa ibu lebih dulu
meninggalkan Abduh?… Abduh tak sanggup untuk hidup sendirian. Bu….
Kenapa ibu harus mati… maafkanlah kesalahanku selama ini… bu… selama ini
Abduh telah menjadi anak yang durhaka. Abduh jaji kali ini Abduh akan
berubah menjadi anak yang baik dan sholehah seperti yang ibu inginkan.”
(menangis tersedu-sedu)
Rudi
:” Sudahlah duh, biarkan yang tejadi berlalu
….”(belum selesai ngomong)
Abduh
: “ argh….. biarkan aku sendiri.”
Sejak saat itu, Abduh dan rudi berubah total, ia tidak pernah lagi
membuat onar di sekolahnya. Ia menjadi anak yang sangat pendiam dan
rajin belajar. Seluruh temannya begitu kaget. Mengapa Abduh dan rudi
bisa berubah? Tetapi ternyata banyak dari teman temannya yang
memanfaatkan hal ini untuk membalas dendam terutama Rico, Rukmam dan
Vera.
Rico
:”Cuih, preman sekolah ternyata bisa tobat ya, apalagi preman kayak
loe berdua. Angin dari mana yang bisa membuat
loe berdua bisa tobat kayak begini”
Vera
: “Paling-paling juga besok sudah menjadi preman lagi yang paling
ganas, tapi yakin aku ga akan takut lagi ama
loe berdua.”
Rukmam : “Shit,
loe berdua mau berubah. Jangna ngaco
loe pada.
Gue ga akan percaya selamanya kalo
loe berdua bisa berubah mendjai anak yang baik.”
Laila
: “Kalian ini, gimana sih? Mereka ini mau berubah malah di olok olok
ini kayak begini. Orang yang niatnya baik itu hasunya di sukung sunk
jangna malah di olok olok ini kayak gene.syukur syukur kalo dia tidak
kembali seperti dulu.”
Vera :
(mendorong pundak Laila) “ Eh…
Loe ntu, jadi cewek jangan munafik deh,
loe ntu sebenarnya juga punya dendam pribadi kan ama mereka berdua? Ga usah di tutup tutupi kayak gene. Munafik
loe!”
Abduh
: “Sudahlah Lil, tak usah kau hiraukan mereka. Mereka memang pantas kok
melakukannya, aku memang yang salah kok. Untuk itu aku mau minta maaf
kepada kalian bertiga atas semua yang telah aku perbuat kepada
kalian?”
Laila
:” Tapi duh….”
Rudi
: “Abduh benar, aku juga mau minta maaf epada kalian semua. Da kalian
mau kan maafin kiita berdua? Kita tak ingin ada lagi permusuhan di
antara kita.”
Rico
: “ Aku memaafkanmu? Jangan bermimpi deh
loe aku aja yang duluminta maaf sambil berlutut aja malah
loe kerjain abis abisan. Sekarang
loe berdua malah minta maaf ama
gue tanpa rasa salah apapun. Enak banget
loe!”
Rukmam :” Bener, co!
gue juga males banget maafin mereka, balikin dulu uang
gue… baru
loe minta maaf di depan
gue sambil sujud, mungkin
gue bisa maafin
loe berdua”
Vera
: “Bener mam,
gue juga ga rela maafin mereka sebelum kita bisa membalas semua yang telah mereka lakukan kepada kita bertiga.”
Rico
: “Sudah kita pergi aja yuk, ngapain kita harus ngurus masalah mereka
berdua kayak orang kurang kerjaan aja.”
Vera
: “Kita ke kantin aja yuk,
gue laper banget nih”
Rukman : “Ayo”
(beranjak pergi)
Abduh :”Laila, kenapa
loe malah mbelain
gue waktu mereka bertiga menghina
gue. Bukannya kita berdua ini juga sering nyekitin hati
loe?”
Rudi
: “ Iya, kenapa
loe ga ngolok kita berdua. Padahal
loe kalo mau kita ga akan balas kok. Silahkan aja!”
Laila
: “Sudahlah, tak usah kalian ungkit lagi masalah yang lalu itu, biarlah
yang lalu itu berlalu dengan sendirinya. Lagi pula aku sudah tidak ada
dendam lagi kok ama kalian berdua. Malah an aku juga ikut seneng kalian
bisa berubah seperti ini.”
Rudi : “
Loe emang cewek yang baaik Lil”
Laila
: “Jangan begitu
”( tersipu malu)
Suatu ketika, Abduh dan rudi ini bertekad menjadi siswa terbaik
se-kabupaten dengan memiliki nilai UNAS terbaik. Ketika teman
teman-temannya tahu, mereka tertawa terbahak bahak.
Rico
:” Hahahaha… jadi
loe berdua bertekad mau jadi yang tebaik se- kabupaten. Jangan bermimpi deh
loe.
Gue aja nih y? anak terpandai satu sekolahan ga pernah ngimpi kayak begitu, karena itu suatu yang tidak mungkin.
Loe berdua kan bodohnya minta ampun jangan berharap deh.”
Rukmam : “
Gue
aja nih y? yang belajar tiap hari ga yakin bisa jadi yang terbaik, ehh…
elo yang masih cupu begitu mau jadi yang terbaik. Sadar donk?”
Vera
: “Kita aja anak pejabat yang setiap hari les di beberapa LBB aja
ga yakin masuk 5 besar se-kabupaten. Elo yang bodohnya berpangkat mau
jadi yang terbaik. Paling paling lulus aja masih kemungkinan.”
Rudi
:”Memang kita dari golongan anak yang tidak mampu, tapi ingat
kesempatan itu datang kepada siapapun. Kalo emang
loe bisa, kenapa kita tidak bisa? Ya bisa dunk. Kita kan sama-sama makan nasinya masak ga bisa sih.”
Rukmam
: “Okey, kalo begitu kita bertarung siapa yang akan menjadi yang
terbaik.”
Abduh : “Oke,
gue trimu tantangan
loe bertiga”
Rico
: “Paling paling melawan mereka berdua kita tak perlu belajar pun bisa
menang, benar ga ?”
Vera
: “Bener, ga usah belajar paling menang”
Untuk memenangkan pertarungan ini rudi dan Abduh harus belajar dengan
giat. Tetapi masalahnya mereka tidak punya uang sama sekali.
Akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ngamen pada siang hari dan
belajar extra pada malam harinya.
Abduh :”
(menyanyi)
Rudi
:” Panas banget duh,
gue ga kuat lagi nih”
Abduh
:” Tahan rud, demi mendapatkan kemenangan itu.”
Rudi
: “ oke deh”
Ketika mereka sedang mengamen di sebuah mobil mewah hitam, mereka bertemu dengan
Vera, Rukmam dan Rico yang ternyata pemilim dari mobil hitam ini.
Rico
:” hah… ternyata memang benar tidak perlu repot repot belajar melawan
kalian berdua.”
Vera
:” Iya benar, kita kita aja siang siang begini mau pergi les, eh
loe berdua malah ngamen di tengah jalan. Ga tau malu
loe?”
Rico
:” Ini
gue punya uang 100ribu buat
loe, gratis kok mumpung kita lagi baik hati? nih
( menyodorkan uang 100ribuan ke arah rudi)
Rudi
: (menjulurkan tangan untuk mengambil uang tersebut)
Rico
: Cuih
(meludah tepat diatas tangan rudi). Hahahahahahahaha makan ntu ludah
gue”
Vera&Rukmam: “hahahahahahahah, mampus
loe, mau aja dikerjain)
Rudi yang dari tadi kelelahan lepas kendali, dia lalu menuju ke arah
Rico dan ketika akan memukulnya ternyata lampu merah telah berganti
hijau. Rico dan teman temannya berhasil mealrikan diri.
Abduh
: “Sudahlah rud, jangan kau ambil hati. Biarlah mereka merasakan yang
pernah kita rasakan sebelumnya. Sekarang gantian biarlah kita merasakan
apa yang telah mereka rasakan dulu. Jadi sabar aja, oke?”
Rudi
:” baiklah”
Setelah mati-matian mereka berdua mencari uang untuk membeli buku,
akhirnya kesampaian juga. Mereka belajar dengan tekun tiap hari. Dan
pada akhirnya mereka menjadi siswa terbaik se-kabupaten sedangkan
Vera, Rukmam dan Rico tidak lulus ujian nasional lantaran terlalu
meremehkannya.
Laila
: “Selamat y duh?
(menyalami Abduh) selamat juga ya rud?
(menyalami rudi). Selamat kalian telah terpilih menjadi siswa terbaik se-kabupaten.”
Abduh
:” Sama-sama y Lil! Aku juga mau ngucapin trima kasih buat elo yang mau
nemenin kita belajar selama ini”
Rudi
:” Iya Lil kalo misalnya y? kita tidak punya temen seperti kamu mungkin
kita ga bisa jadi yang terbaik seperti ini?”
Laila
:” Alah, jangan terlalu berlebiah namanya juag temen kita harus saling
tolong menolong.”
Abduh :” eh.. Lil ngomong ngomong
loe tau g dimana Rico, Vera ma Rukmam.”
Laila
: “ em…. kayaknya sih tadi ada di kelas, mereka kayaknya sedih banget
deh setelah tau mereka tidak lulus”
Rudi
:” Syukurin… biar mereka tau rasa”
Abduh
: “Gimana kalo kita ke mereka aja, kita hibur mereka. Kasihan mereka.”
(Sampai di kelas)
Abduh : “hai mam.”
Rukmam : “Wat apa
loe bertiga datang ke sini?
Loe mau pamer y karena uadah jadi pemenang petarungan kita atoo
loe mau ngolok-nglok in kita karena kita tidak lulus ujian nasional?”
Abduh : “Ga kok,
gue d ateng ke sini Cuma mau ngajakin
loe semua makan di kantin. Habis dari tadi muka kalian murung terus sih”
Rico
: “Emm… duh hati
loe baik banget y? sory y buat kesalahan
gue ke elo ma rudi.
Gue khilaf duh…
loe mau maafin
gue kan?”
Vera : “
Gue juga mau minta maaf ya duh? ma
loe rud?
Loe berdua mau maafin
gue kan?”
Rukmam : “sorry ya duh!
Gue udah nuduh
loe dengan yang tidak tidak.
Gue juga mau minta maaf atas semua salah
gue ke elo?
Abduh : “Kita berdua mau kok maafin
loe bertiga, kita juga mau minta maaf y buat yang dulu dulu?”
Rico
:”Iya kita udah maafin kok”
Rudi
:” Kalo begitu untuk ngerayain hari ini, kita pergi ke kantin biar
gue yang traktir?”
Abduh : “ayukkkk”
( berjalan bersam sama menuju kantin)
Akhirnya, mereka dapat hidup rukun. Walaupun sebelumnya ada pertentangan di antara mereka.