Anak Pemalu Menjadi Percaya Diri dengan Cara Ini
Para orangtua akan berpendapat jika seiring berkembangnya usia sang
buah hati, mereka dapat mengatasi rasa malunya. Namun hal tersebut
tidaklah benar karena jika dibiarkan, maka si Anak akan merasa dirinya
dikucilkan dan tidak dianggap oleh lingkungan sekitarnya.
Rasa malu adalah cara seseorang dalam mengungkapkan rasa tidak familiarnya dengan lingkungan yang baru. Jika rasa malu merupakan sifat yang dibawa dari kepribadian seseorang, lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat anak menjadi pribadi yang kurang aktif dan tak mau terlibat dalam aktivitas di sekitarnya.
Seringkali kita sebagai orangtua merasa kebingungan untuk mengatasi anak mereka yang punya sifat pemalu. Jika selalu membantu sang anak untuk mengatasi rasa takut dan malu saat bertemu orang baru, Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan sosialnya di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung pada orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak mengambil risiko sosial yang diperlukan, dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial.
Di sinilah orangtua haruslah berperan dalam menghilangkan sifat pemalu dari anak dengan sehingga si Anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan lebih percaya diri.
1. Bantu anak mengembangkan kepercayaan diri
Bagi beberapa orangtua yang ditakutkan sebenarnya bukan sifat pemalu yang dimiliki anak, melainkan takut jika sang buah hati tidak dapat memutuskan kemauannya sendiri dan hanya mengikuti teman-temannya.
Buatlah kondisi yang dapat membangun kepercayaan diri anak dengan memberikannya tugas yang dapat ia lakukan dengan baik. Misalnya menyuruhnya untuk memilih dan memesan makanan yang ia sukai di tempat favoritnya. Hal ini membuatnya lebih percaya diri dan lebih mandiri.
2. Mengajarkan kepada anak dasar keterampilan dalam bersosialisasi
Anak yang pemalu akan sulit bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Oleh karena itu mulailah dengan mengajarnya hal-hal dasar seperti memandang lawan bicara dan berbicara dengan suara yang lebih lantang. Jika ia sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti itu, ia akan melakukannya juga saat bersosialisasi di lingkungan sekitarnya. Begitu anak sudah mulai beranjak dewasa, ajak ia untuk mengikuti kegiatan yang dapat menumbuhkan kemampuannya bersosialisasi seperti mengikuti kelas teater, drama ataupun klub yang dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.
3. Tetap beri dukungan pada anak
Buah hati Anda mengetahui bahwa ia adalah anak yang pemalu. Daripada menutupi hal tersebut, lebih baik dorong dia untuk menjadi anak yang lebih percaya diri. Jangan ikut menganggap sifat pemalunya itu tidak normal, sehingga anak tak terlalu mengkhawatirkannya.
4. Jangan katakan anak pemalu dihadapan orang lain
Jika selalu mengatakan pada orang lain kalau anak kita orang yang pemalu, maka si kecil akan merasa dan memercayai bahwa dirinya memanglah sosok yang pemalu. Dalam mengungkapkan perilaku sang anak, buatlah kata-kata yang lebih netral dan tidak menghakimi atau menilainya.
5. Kenalkan pada hal yang belum pernah anak lakukan
Melindungi buah hati Anda dari pengalaman yang belum pernah ia lakukan bukanlah solusi yang dianjurkan. Namun hal ini juga tidak berarti Anda langsung memaksanya untuk melakukan hal-hal yang ia takutkan karena bisa menyebabkan trauma atau kecemasan.
Saat mengajaknya mencoba sesuatu yang baru, temani anak. Misalnya saat ia memasuki kelas yang baru sekolah saat tahun ajaran baru, atau menemaninya pada pesta ulang tahun temannya. Keberadaan Anda bersamanya, dapat membuatnya merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan kegiatan tersebut. Selain itu, coba juga ajak anak mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantunya menghilangkan sifat pemalunya tersebut. Misalnya les menari, olahraga, dan lain-lain yang memungkinkan anak tampil di depan umum melalui kemampuannya.
Anak memiliki rasa malu memang alamiah, namun tidak berarti hal tersebut harus mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dengan pengertian dan dukungan dari orangtua, anak akan belajar secara perlahan-lahan untuk mengatasi rasa malunya dan lebih percaya diri terhadap lingkungan sosialnya.
Rasa malu adalah cara seseorang dalam mengungkapkan rasa tidak familiarnya dengan lingkungan yang baru. Jika rasa malu merupakan sifat yang dibawa dari kepribadian seseorang, lingkungan yang tidak mendukung bisa membuat anak menjadi pribadi yang kurang aktif dan tak mau terlibat dalam aktivitas di sekitarnya.
Seringkali kita sebagai orangtua merasa kebingungan untuk mengatasi anak mereka yang punya sifat pemalu. Jika selalu membantu sang anak untuk mengatasi rasa takut dan malu saat bertemu orang baru, Anda pasti khawatir akan perkembangan kehidupan sosialnya di masa depan. Selain itu, anak-anak juga akan selalu tergantung pada orangtuanya. Anak-anak pemalu cenderung membatasi pengalaman mereka, tidak mengambil risiko sosial yang diperlukan, dan hasilnya mereka tidak akan memperoleh kepercayaan diri dalam berbagai situasi sosial.
Di sinilah orangtua haruslah berperan dalam menghilangkan sifat pemalu dari anak dengan sehingga si Anak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya dan lebih percaya diri.
1. Bantu anak mengembangkan kepercayaan diri
Bagi beberapa orangtua yang ditakutkan sebenarnya bukan sifat pemalu yang dimiliki anak, melainkan takut jika sang buah hati tidak dapat memutuskan kemauannya sendiri dan hanya mengikuti teman-temannya.
Buatlah kondisi yang dapat membangun kepercayaan diri anak dengan memberikannya tugas yang dapat ia lakukan dengan baik. Misalnya menyuruhnya untuk memilih dan memesan makanan yang ia sukai di tempat favoritnya. Hal ini membuatnya lebih percaya diri dan lebih mandiri.
2. Mengajarkan kepada anak dasar keterampilan dalam bersosialisasi
Anak yang pemalu akan sulit bersosialisasi dengan orang di sekitarnya. Oleh karena itu mulailah dengan mengajarnya hal-hal dasar seperti memandang lawan bicara dan berbicara dengan suara yang lebih lantang. Jika ia sudah terbiasa melakukan hal-hal seperti itu, ia akan melakukannya juga saat bersosialisasi di lingkungan sekitarnya. Begitu anak sudah mulai beranjak dewasa, ajak ia untuk mengikuti kegiatan yang dapat menumbuhkan kemampuannya bersosialisasi seperti mengikuti kelas teater, drama ataupun klub yang dapat menumbuhkan kepercayaan dirinya.
3. Tetap beri dukungan pada anak
Buah hati Anda mengetahui bahwa ia adalah anak yang pemalu. Daripada menutupi hal tersebut, lebih baik dorong dia untuk menjadi anak yang lebih percaya diri. Jangan ikut menganggap sifat pemalunya itu tidak normal, sehingga anak tak terlalu mengkhawatirkannya.
4. Jangan katakan anak pemalu dihadapan orang lain
Jika selalu mengatakan pada orang lain kalau anak kita orang yang pemalu, maka si kecil akan merasa dan memercayai bahwa dirinya memanglah sosok yang pemalu. Dalam mengungkapkan perilaku sang anak, buatlah kata-kata yang lebih netral dan tidak menghakimi atau menilainya.
5. Kenalkan pada hal yang belum pernah anak lakukan
Melindungi buah hati Anda dari pengalaman yang belum pernah ia lakukan bukanlah solusi yang dianjurkan. Namun hal ini juga tidak berarti Anda langsung memaksanya untuk melakukan hal-hal yang ia takutkan karena bisa menyebabkan trauma atau kecemasan.
Saat mengajaknya mencoba sesuatu yang baru, temani anak. Misalnya saat ia memasuki kelas yang baru sekolah saat tahun ajaran baru, atau menemaninya pada pesta ulang tahun temannya. Keberadaan Anda bersamanya, dapat membuatnya merasa lebih nyaman dan terbiasa dengan kegiatan tersebut. Selain itu, coba juga ajak anak mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantunya menghilangkan sifat pemalunya tersebut. Misalnya les menari, olahraga, dan lain-lain yang memungkinkan anak tampil di depan umum melalui kemampuannya.
Anak memiliki rasa malu memang alamiah, namun tidak berarti hal tersebut harus mempengaruhi tumbuh kembang anak. Dengan pengertian dan dukungan dari orangtua, anak akan belajar secara perlahan-lahan untuk mengatasi rasa malunya dan lebih percaya diri terhadap lingkungan sosialnya.
0 Comments:
Posting Komentar
SDN Rayung IV