AUTOBIOGRAFI Oleh: Khuriyatul
Ainiyah
SAK
DERMO NGLMAPAHI
Tidak
ada yang tau bagaimana takdir menentukan kehidupan seseorang, karena kehidupan seseorang
tidak bisa digambarkan akan masa kecilnya, bisa jadi masa kecil yang bahagia
berlimpah dengan harta akan juga dapat dinikmati ketika dewasa kelak, atau
sebaliknya masa kecil yang penuh duka berahir dengan kebahagiaan di masa
dewasanya. Demikianlah hidup, pepatah jawa mengatakan hidup seperti wayang yang
dilakonkan oleh dalangnya.
Demikian
juga Saya terlahir dari keluarga yang kurang mampu, Ayah adalah seorang buruh
tani sedang Ibu adalah pembuat olahan krupuk yang dijual di pasar. Saya anak
pertama dari lima bersaudara, lahir di dusun terpencil salah satu desa di daerah Ponorogo Jawa
Timur, tepatnya tanggal 6 september 1974. Karena lahir dari keluarga yang kurang
mampu Saya belajar hanya tamat SLTA, demikian juga empat saudara Saya semua hanya bermodalkan
ijazah SLTA, dan setelah itu mengabdikan diri di pondok, hingga kemudian
bertemu dengan pasangan hidup masing-masing.
Adik Saya yang kedua bersuamikan orang
Sukabumi dan sekarang tinggal di Jakarta, Adik Saya yang ketiga bertemu dengan
pasangannya dan bertempat di Klaten, Jawa tengah, sedang Adik yang keempat
bertemu dengan teman pondoknya yang sekarang menjadi pasangan hidupnya, saat
ini berada di Jambi Sumatera, sedang Adik yang kelima adalah salah satu anak
yang beruntung karena dialah satu-satunya yang mengenyam bangku kuliah,
karena satu-satunya lelaki dari lima
bersaudara.
Setamat
SLTA tahun 1992, saya mengabdikan diri di salah satu Pondok Modern Gontor Putri,
tepatnya di Mantingan, Ngawi, setelah masa pengabdianku 3 tahun akau dipinang
oleh salah satu pria yang dikenalkan oleh salah satu keluarga Ayah Saya, dia
seorang PNS, aku menerimanya dan dialah yang saat ini menjadi pasangan hidup
Saya. Setelah menikah di Ponorogo, Saya diboyong suami ke Tuban karena dinasnya
di Kantor Urusan Agama di daerah Tuban.
Setelah 6 tahun menikah Saya dikaruniai dua
anak, karena aktivitas pada saat itu hanya sebagai Ibu rumah tangga sehingga
banyak waktu luang, disitulah saya mulai terpanggil untuk ikut kuliah, karena
sebetulnya Saya ingin mengenyam bangku kuliah setamat SLTA, namun karena
terbatasnya biaya yang tidak mungkin orang tua Saya mampu biayai, mengingat
adik-adik juga butuh biaya untuk sekolahnya.
Saya
mencari informasi tentang perkuliahan jarak-jauh yaitu UT, karena perkulihan
yang dekat dengan tempat tinggal Saya. Saya mengambil jurusan Pendidikan Guru
SD dengan harapan nantinya menjadi seorang guru. Sembari kuliah saya menjadi
seorang guru tidak tetap di dekat tempat tinggal Saya, dan alhamdulillah di tahun
2008, Saya diterima menjadi PNS setelah Saya terekrut menjadi Honor Daerah selam
4 tahun.
Sampai saat ini Saya mempunyai 4 orang anak,
anak pertama saya kuliah di UI Jakarta, yang kedua di Unair yang ketiga di SMP
Ponorogo, dan yang terahir masih berusia 5 tahun, yang saat ini bersama-sama Kami menghiasi keluarga kecil Kami di Tuban. Saat
ini doa yang selalu kupanjatkan pada Tuhan yang Maha Esa semoga keluargaku
selalu mendapat Rahmat dan Hidayah sehingga menjadi keluarga yang sakinah
mawadah wa rahmah.
0 Comments:
Posting Komentar
SDN Rayung IV