Anak-anakku engkaulah
Penerusku
Karya : MULYONO, S.Pd --2018
LINK DOWNLOAD DI PALING BAWAH
Karya : MULYONO, S.Pd --2018
LINK DOWNLOAD DI PALING BAWAH
…solar eclipse
Dimas : ibu….
tolong bu tolong bu… (lari dengan
beberapa kali terjatuh)
Ayah Roy : Hai .. bocah kurang ajar mau kemena lagi kamu…
mandeg koe cung..
Dimas : (sampai ke rumah) Ibu … ibu .
Ayah Roy : HAHA mau kemana lagi kamu. Rasakan ini bocah
nakal, ini sebagai balasan kamu
telah melukai
anakku
(sambil
memukul tubuh Dimas )
Dimas :
aduh… aduh … sakit pak.. maaf pak ampunn
Ibu
Dimas : Dimas anakku kamu
kenapa nak… ( menagis dan sambil memegang
tubuh Dimas) .
Pak tolong pak jangan sakiti anakku (menangis).
Ayah Roy :
Hai orang miskin dengarkan , anakmu ini telah membuat anak saya si Roy celaka.
Dimas : Tidak ibu itu tidak
benar!
Ayah Roy :
Hai bocah berani-beraninya kamu berbohong
Ibu
Dimas : Maafkan anak saya
pak
Dimas : Dia terjatuh dari
sepeda sendiri, dia tadi mau menabrak saya pak, itu bukan salah saya
Ayah Roy :
Jangan bersilat lidah kamu bocah miskin..
sudah nyata-nyata kamu melukai anak saya, sekarang kamu harus bertanggung-jawab.
Ibu
Dimas : Maafkan sekali
lagi anakku pak dia memang salah
Dimas : tapi bu..
Ibu
Dimas : sudahlah nak kita
mengalah saja
Ayah Roy :
Dengarkan! maaf saja tak cukup , saya mau kamu membayar pengobatan anak saya,
ndak usah banyak-banyak 1 juta saja!
Ibu
Dimas : Apa pak.. tapi
darimana saya mendapat uang sebanyak itu
Ayah Roy :
saya tidak mau tahu jika tidak dituruti dalam 1 x 24 jam saya akan lapor polisi
Warga : adapa apa ini, kasihan ya mereka,
Ayah Roy :
mau apa kalian, jangan ikut campur urusan kami .. bubar
Warga : ayo bubar, iya tega sekali dia, besok kualat dia, iya iya
…
Dimas : Ibu maafkan dimas bu…
Ibu
Dimas : itu semua bukan
salahmu nak, kita memang orang miskin tidak bisa berbuat banyak
Dimas : tapi darimana kita
membayar pengobatan roy bu..
(mbke mbek….)
Ibu .. buk ibu jangan pernah berfikir untuk
menjual kambing kita satu-satunya
Ibu
Dimas : Kita tidak punya
pilihan lain nak..
Dimas : Ibu … (menangis),
andaikan bapak masih ada mungkin kita tidak menderita seperti ini bu..
Ibu
Dimas : Kamu bilang apa
nak.. kita harus sabar. Semua ini ujian tuhan kita harus bersabar. Bapak kamu
telah banyak mengajarkan kita hidup tabah, sabar dan kuat. Saya yakin kelak
kita akan bisa hidup lebih baik nak..
Dimas : Ibu… kapan saya bisa
membahagiakan ibu…
Ibu
Dimas : Nak… melihatmu
tumbuh dewasa dengan beraklak mulia, soleh dan berbakti. Itulah kebahagianku…,
saya yakin Allah maha mengetahui dan maha mendengar doa kita.
Dimas : Ibu… sungguh mulia
hati ibu, maafkan aku yang selalu menyusahkanmu.
Ibu. Saya berjanji demi ibu, kelak akan kugantikan
airmata kesedihan ibu, menjadi air mata kebahagiaan dan kesombongan orang-orang
itu akan musnah menjadi debu. Ya Allah kabulkanlah doaku.
Ibu
Dimas : oh anakku (menangis).
Ibu sulis
Lihatlah wahai saudaraku
ketidak adilan dan penindasan masih saja
ada di dunia ini. Dimas dan ibunya adalah contoh realita kehidupan disekitar
kita. Kelak segala ucapan Dimas akan benar-benar terbukti. Sesungguhnya yang
tertindas akan mengalahkan segala angkara murka dan kesombongan.
Pemirsa mari kita ikuti
kembali peristiwa setelah kejadian ini , tepatnya di rumah Roy si anak saudagar
kaya.
Roy :
Hai boss gimana berhasil nggak
Ayah Roy : Bos bos, saya ini bapakmu.
Dasar anak goblok
Roy :
Oh ya lupa saya hehe. santai pak, kan
bapak bos di kampung ini
Ayah Roy :
Betul juga … ha ha (ketawa bersama Roy). Rencana
berhasil sebentar lagi si miskin itu akan
tambah kere.. haha
Roy :
Wah wah otak bapak genius, biar tau rasa mereka. Roy sudah muak sama Dimas pak.
Masa di sekolah dia temannya banyak. Udah gitu disayang para guru juga. Mereka
tidak tau saya lah yang pantas dihormati.
Ayah Roy : Tenang saja Roy. Dimas sudah
tamat (tertawa penuh kepuasan)
Ibu datang dari pintu depan
Ibu
Roy :Bapak ini apa-apaan
mendidik anak kok seperti ini.
Ayah Roy :
Ibu berkata apa .. mestinya ibu ikut melindungi anak kita
Ibu
Roy : Tapi bukan
begitu caranya pak.
Ayah Roy :
Sudah sudah, kamu juga tiap hari sukanya belanja belanja …shoping terus gak
ngopeni anak blas
Roy : Perang dunia
tiga dimulai dzu dzu doarrr hahah
Ayah Roy :
Roy diam kamu, sana masuk kamar.
Ibu
Roy : Saya seperti
ini karena bapak tidak pernah pulang rumah ,ropat-rapat terus, ngopa-ngopi
terus gak ngopeni anak bojo
Ayah Roy :
eh dengar. Saya melakukan itu untuk mencari uang paham kamu
Ibu
Roy : Uang saja tidak
cukup, kami perlu perhatian pak.
Ayah Roy :
Sudah-sudah pusing kepala saya.
Ibu
Roy : Pak.. anak kita
kelak pasti akan hancur hidupnya.. sadarlah pak.
Ayah Roy :
sekali kamu masih ngomel akan ku.. kamu.
Ibu
Roy : Bapak… saya
berjanji tidak akan keluar lagi, tapi bapak harus segera sadar demi anak kita
pak…
Ayah Roy :
Cukup
Ibu
Roy : (Menangis).. Roy anakku maafkan ibu…
The cloud-kitaro
Pemirsa mungkin diantara kita pernah
mengalami hal sperti demikian. Kita sering melupakan tanggung jawab besar kita
yaitu mendidik anak-anak kita. Waktu kita terlalu banyak untuk mencari uang dan
kesenangan Dunia.
Pemirsa
yang budiman ,apakah yang terjadi 15 tahun kemudian? Sedih sekali saya saat
tahu bahwa Roy telah tumbuh menjadi
pemuda yang kuat dan berani tapi jalannya salah, dia kini menjadi preman
sindikat obat-obat terlarang.
Lalu
bagaimana nasib Dimas? Simak kelanjutan ceritanya…
Intel : Selamat pagi pak
Dimas
Polis : He he hadapnya
disini
Intel : (membetulkan kacamata) Oh maaf pak, bapak disitu ya
Dimas
Polis : Dari tadi saya
disini
Intel
: Selamat pagi
pak!
Dimas
Polis : Selamat pagi, ada
laporan apa hari ini
Intel : saya menemukan
sarang
Dimas
Polis : sarang. Sarang apa …
sarang nyamuk
Intel : Bukan pak… bapak
ini bagaimana
Dimas
Polis : He he terus apa, eh
sebentar kamu anggota saya kan?
Intel : Iya lah pak saya
Kamal anggota intel pak
Dimas
Polis : habis baju kamu
modelnya gini, gak salah pakai baju kan tadi di belakang?
Intel : Aduh bapak Dimas
ini kan saya intel pak, ya gini macake pak kaya preman pak, bebas ongkos sewa
pak…hehe
Dimas
Polis : ssst jangan
keras-keras, malu ada orang banyak . Hm hm Oke lanjutkan laporannya.
Intel : pak saya telah
menemukan tempat persembunyian sindikat obat terlarang yang merasahkan
akhir-akhir ini pak.
Dimas
Polis : Bagus itu, kita
harus bergerak cepat
Intel
: Betul itu
pak. Tapi ni agak aneh pak
Dimas
Polis : aneh, maksud kamu?
Intel : iya pak yang
membuat laporan ternyata adalah orang tua dari pimpinan kelompok ini pak
Dimas
Polis : Siapa nama
pimpinannya
Intel : Roy Anggara.
Dimas
Polis : Roy Anggara, Baiklah
siapkan regu, kita ke TKP sekarang juga
Intel : Siap laksanakan!
Dimas
Polis : (dalam hati) Roy Anggara.. apakah dia Roy teman waktu kecilku dulu, Jika
itu benar sungguh tragis hidupnya. bagaimana mungkin, seharusnya dia tidak
terjerumus kedunia itu. Saya harus berhati-hati mengahadapi dia..
The
song sisters – kitaro begin
Benar sekali pak Dimas dia adalah Roy
temanmu dulu. Kini kehidupannya rusak dan merusak orang lain juga. Pak Dimas
laksanakanlah janjimu 15 tahun lalu, musnahkan angkara murka dan kesombongan
disekitarmu. Saya yakin keselematanmu akan terjaga, karena doa ibumu selalu
mengiringimu.
Pemirsa
yang budiman.. mari kita menuju ke sarang Roy (emangnya roy burung)…
(musik berdentum keras… , anggota preman
berjoget ria. )
Musik satu….. stop…
Preman : lho koq mandeg musiknya
kepriben kii
Mau lagi?
Preman : Iya
donk lagi
Baiklah
Musik anak-anak
Preman :
Stopp,stopp, preman og musiknya anak-anak piye iki!! Lah memalukan, yang lain
toh pak sutradara, kepriye ki njenengan
Tadi sudah mandi
Preman : hadehh ya Sudahhlah ganti musiknya sekarang G P L
Oke-oke yang sabar ya boss terima ini
Musik Polisi vai valen
Preman
2 : Polisi polisi….. Boss
ada polisi
Roy : Haha polisi? Iya
ini lagu judulnya polisi
Preman
2 : Oh ya betul ya. Og
jadi bingung sendiri saya? tidak boss ini sungguhan , ada polisi
Roy : lagu polisi
Preman
2 : Tidak boss
Suara sirene polisi
Preman
2 : dengar boss Benar kan,
ada polisi.
Roy : Kalau betul itu
polisi tenang saja! , bro siapkan senjata saya…
Preman
3 : ini boss
Roy : kalian juga siap
tempur haha…
Preman
2 : Boss apa tidak
sebaiknya kita lari
Roy : Cuih ngomong apa
kamu, Roy tak akan gentar apalagi Cuma polisi , malaikat saja saya tak takut haha
Preman
2 : Sombong sekali kau
Roy : Kamu bicara apa.
Tak tembak sendiri kamu
Preman
2 : Oh maaf maaf bos …waduh boss koq bisa tau ya
…
Dimas
Polis : Tetap di tempat, Jangan
bergerak, menyerahlah kalian…
Roy : Kamu yang
harusnya menyerah haha…
Saling tembak disertai suara rintihan orang
terluka dan terbunuh, Dimas tertembak dilengan kanan
Merunduk Tiarappp
Ahhh aduhhh tembak terus
Preman : Aduh boss aku kena boss
, sakit boss, kepalaku pusing boss seperti terbang (sambil sempoyongan)
Roy : Malang sekali
nasib kamu
Preman : aduh boss tolong boss,
Vera tolong vera..
Roy : Siapa Vera
Preman : Istri Boss
Roy : Kurang ajar kamu
(sambil melepas tembakan)
Preman : Ah…
Roy : Ng ambruk…pakai
akting segala
Preman : sebentar bos cari posisi
wenak
Roy : hadeh terserah
kamu saja
Polis : Pak Dimas, lengan bapak kena tembak pak
Dimas
: Saya tidak
apa-apa, hubungi pusat kita perlu bantuan
Roy : Haha sekarang
tamatlah riwatmu pak polisi yang baik, haha tanganmu sudah terluka
Dimas : Roy saya Dimas teman
kamu dulu Roy
Roy : Dimas… siapa
itu, sebentar apakah kamu si miskin dulu itu haha, hebat hebat kamu sudah
sukses sekarang ya , hormat pak polisi haha
Dimas : Roy sadarlah ikut
saya, kembali kejalan yang benar.
Roy : apa. Jalan saya
sudah benar dimas , inilah hidupku , uang dan uang haha. Kamu adalah penghalang
saya kamu pantas mati, terimalah ini…
Ayah Roy :
Roy anakku jangan….
Roy melepaskan pelurunya beberapa kali
Ayah Roy :
ahhhh…
Roy melepaskan senjatanya
Roy : bapak bapakkkkk…
Dimas : Pak pak,,, (sambil
memangku tubuh bapak Roy)
Roy : bapak.. kenapa
bapak kesini, oh bapakk
Ayah Roy :
Roy anakku maafkanlah bapakmu ini yang telah salah mendidikmu..
Roy : bapak…
Ayah Roy :
Mati ditanganmu mungkin adalah karma yang pantas kuterima nak (terbata-bata)
Roy :bapak maafkan saya… (menangis)
Ayah Roy :
Nak… hidup bapak sudah tak lama lagi. bapak punya permintaan, bertobatlah nak…,
berjanjilah…
Roy : bapaka saya
berjanji… (bapak roy meninggal, sambil mengelus muka roy) … bapak bapak
jangan mati bapakkkkkk…..
Dimas : (menepuk pundak roy dan berpelukan ) . Roy penuilah permintaan
bapakmu.
Roy : Dimas engkau
benar-benar sahabatku, maafkanlah aku ini. Aku manusia paling hina di dunia
ini. Apakah Tuhan akan mengampuni dosa-dosaku?
Dimas : Allah dzat penerima
tobat dan ampunan, percayalah Roy jalan didepan masih panjang,
Kita-kita ini adalah penerus bangsa,
Roy : Kamu benar
Dimas, ampunilah dosa-dosaku ya Allah ya Rabbi….
Pemirsa
yang budiman itulah akhir Drama ini. Roy harus kehilangan bapaknya tercinta
untuk membawanya sadar kembali . Dan kesungguhan hati Dimas menjalankan tugasnya telah membuahkan
hikmah yang sangat berharga.
Semoga
kita bisa mengambil intisari dibalik cerita ini.
Drama
ini berjudul “Anak-anakku engkaulah Penerusku” Drama ini dimainkan
Dimas
: Dimas Agus Saputra
Roy : Jefrrinda
Ayah
Roy : Aziz
Ibu
Dimas : Sita Safarani
Ibu
Roy : Yenni Lisa N
Serta
para pemain pendukung dari siswa kelas 5
Saya
Mulyono, S.Pd selaku Penulis naskah dan pengantar Drama
Mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah mendukung drama ini.
Semua
isi dalam drama ini hanya fiktif belaka, apabila terdapat kesamaan nama dan
kejadian itu hanyalah kebetulan saja.
Drama
ini dipersembahkan khusus untuk kakak-kakak kelas 6 yang telah lulus,
semoga berhasil kak, engkaulah penerus bangsa ini. Salam sukses kak…
Sampai
Jumpa……
0 Comments:
Posting Komentar
SDN Rayung IV